IT Camp 01: Perjalanan Hari Ini

Rabu, 11 Sep 19 perjalanan kami di mulai. Keberangkatan kami mulai dari Terminal Bis Masbagik, kendaraan yang familiar di telinga emak-emak atau inak-inak yaitu Engkel (Bus kecil). Perjalanan pertama untuk menuju ke Pelabuhan Lembar, bertolak dari masbagik kurang lebih 1:30 jam kami sampai d Terminal Mandalika Mataram, transit disini dulu trus lanjut ke Pelabuhan Lembar 30 menit kemudian.

Ini bisa di katakan menjadi pengalaman pertama kami bepergian sejauh ini, tanpa pengalaman perjalanan sebelumnya dan hanya mengandalkan informasi yang kami dapat dari teman-teman dan Internet. Kami tuliskan ini dengan tujuan agar kami dapat berbagi kepada teman-teman semuanya khususnya yang sudah punya rencana untuk pergi ke Jakarta. Tulisan ini dapat teman-teman jadikan komparasi/pembekalan sebab apa yang kami tuliskan disini adalah murni apa ada yang kami dapatkan selama perjalanan. Bila ada hal-hal yang tidak menyenangkan tersampaikan itu karena kami ingin mempertahankan keutuhan cerita ini.

Kembali ke Cerita

Transportasi untuk ke Pelabuhan sebenarnya ada pilihan lain, seperti GrabCar. Hanya saja karena kami sadar budget yang kami punya terbatas jadinya kami lebih memilih transportasi yang termurah yaitu engkel hanya dengan 20rb loh! Namun tidak langsung ke Pelabuhan ya, tapi transit di Terminal Mandalika. Karena kami bertiga jadi untuk sampai ke Terminal Mandalika habis 60rb, dari Terminal Mandalika pake angkot mini habis 30rb. Murah betul bukan?

Setiba di Pelabuhan Lembar kami mendapat respon yang tidak asyik dari sopir-sopir angkutan umum yang seolah tampak memaksakan untuk kita menggunakan jasanya. Pengalaman yang sangat tidak menyenangkan juga terjadi saat kami di Terminal Mandalika, ntah angin darimana tiba2 ada orang yang masuk ke dalam engkel kami, bersuara keras untuk menawarkan kami naik bus yang di sarankan. Yang buruknya lagi dia marah dan bertingkah mengancam yang sangat tidak membuat kami nyaman. Namun pada titik itu kami sadar dan dapat pembelajaran bahwa begitu para preman yang ada di tempat itu dan kami tahu apa yang akan sebaiknya kami lakukan untuk mitigasi hal-hal semacam itu lagi bila datang kembali.

Di pelabuhan, belajar dari pengalaman sebelumnya. Kami berusaha bertingkah cuek agar tidak memperpanjang pembicaraan dengan makelar & preman. Namun bertingkah seperti itu tidak selalu baik karena bisa saja yang bertanya adalah orang-orang yang serius dan sejenisnya. Jadi, yang penting adalah kemampuan kita memberi alasan yang logis saja daripada hanya mendiamkan. Penggalan cerita tidak menyenangkan di atas, menjadi pelajaran buat kami dan bukan berarti di setiap tempat dan di setiap waktu di tempat itu terjadi hal-hal semacam di atas. Kami bersyukur merasakan pengalaman ini lebih awal yang nantinya kami bisa lebih aware kedepannya serta hal-hal semacam itu hanyalah gambaran dari masalah finansial yang paradok di sebagian kecil masyarakat kita. Selebihnya saya tetap percaya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat ramah dan baik.

Pagi menipis, siang menebal. Kami melanjutkan masuk ke dalam pos pelayanan tiket di pelabuhan. Harga tiket pelayaran yang kami sedang cari yaitu dari Lembar-Surabaya. Kami membeli tiket KMP Legundi seharga 87.000, untuk jadwal keberangkatan KMP Legundi sepengetahuan kami pada Senin, Rabu, Jumat. Informasi lengkapnya di halaman website www.asdpindonesia.com, terdapat kapal lain juga yang bisa teman-teman gunakan yang masih masuk keluarga kapal Ferry Indonesia misalnya Roro & Oasis.

Total keseluruhan biaya tiket KMP Legundi tujuan Lembar-Surabaya adalah 318.000 yang di dalamnya sudah termasuk makan 2x. Jam keberangkatan KMP Legundi yang kami pesan jam 02:30, namun karena bongkar muat setibanya dan pergantian penumpang hingga kurang lebih pada pukul 4 sore pelayaran baru di mulai. Bertolak dari Pelabuhan Lembar Lombok menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang akan melewati pulau Bali itu akan menempuh ratusan kilometer jarak dan membutuhkan waktu 20 jam.

Secara keseluruhan kondisi di kapal cukup nyaman dengan ruang yang luas untuk penumpang. Terdapat 2 geladak / lapisan ruang untuk penumpang dari 7 geladak yang ada. Lapisan ruang paling bawah adalah Lambung kapal, tidak sembarang orang yang bisa masuk kesini ya karena isinya memang mesin penggerak kapal, di atasnya untuk parkir kendaraan, di atasnya lagi semacam ruang jaga dan ruang sistem dan di atasnya lagi ruang parkir yang kedua hingga kedua ruang di atasnya untuk penumpang dan paling atas adalah ruang navigasi yang menjadi tempat yang wajib di kunjungi ya. Karena hamparan laut lepas bisa terlihat jelas dan indah dari sini.

Oiya, Terdapat pilihan kelas yaitu Ekonomi, Eksekutif & Bisnis. Ketiganya tentu memang punya perbedaan dari sisi tempat, pelayanan dan harga. Kami menggunakan Ekonomi, ya taulah budget pas-pasan. Hehe

Sekian mil jarak di lalui dan 20 jam berakhirlah sudah. Hampir 1 hari kami di atas Kapal dan akhirnya kami tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Turun dari kapal dan pergi ke Masjid terdekat yaitu Baithul Ahkam di Surabaya, oiyaa di atas kapal teman-teman tidak perlu khawatir. Tempat ibadah tersedia lengkap khususnya untuk teman-teman muslim.

Kami rasa kami banyak beruntung di perjalanan ini, mulai dari pertemuan dengan sopir engkel yang ramah dan semangat, kemudian bertemu dengan Bang Adam (Seorang Mahasiswa UTN Surabaya) di atas Kapal yang pintar & baik hatinya kemudian di samping masjid kami sudah menemukan pangkalan Bis Kota yang siap mengantar kami ke Stasiun terdekat yaitu stasiun Pasar Turi hanya dengan 6rb rupiah. Waaah, murah betul kan ya?

Pesen tiket bis kota (Damri) kami meluncur ke Stasiun, di atas Bis ketemu sama kakek-kakek yang sedang perjalanan pulang ke Surabaya seorang diri. Hebatnya kakek yang tidak kami tahu namanya ini, umurnya sudah hampir seabad yaitu 96 th. Waoow

Setiba di perempatan Pasar Turi, kami harus turun dari Bis karena Bis tidak bisa mengantar hingga ke depan stasiun. Dari perempatan kami harusnya berjalan kaki -+ 500 m untuk sampai ke depan stasiun. Namun kami memilih menggunakan becak, hehe itung-itung mengenang masa kecil yang tertinggal jauh. Pak kasir mengantar kami menggunakan 1 becak yang dia kayuh, di atas kami bertiga saling tindih karena memang becak kan kecil dan barang-barang kami pun banyak. Hehe, lucunya lagi. Becak yang kecil tsb harus Stumpi karena keberatan beban di depan yang diisi oleh kami dan barang. Dengan sedikit logika, tempat duduk di atur kembali dan barang-barang kami atur juga. Berangkatlah kami dengan nyaman, nih videonya yah :

https://lombokit.com/wp-content/uploads/2019/09/img_8118.trim_.mov

Melihat gelagat pak kusir yang baik dan sopan membuat kami merasa iba dengan perjuangan beliau membawa becak dan mengayuh becak di atasnya 3 orang dengan berat rata-rata 60 kg plus barang-barang ransel dan box kami. Kami membayar lebih sedikit dari harga seharusnya yaitu 25rb sesuai permintaan pak Kusir. Orang-orang baik & gigih memang perlu d apresiasi .

Di Stasiun Pasar Turi, berkeliling melihat sekitar. Ini pertama kali kami naik Kereta. Jujur, kami memang katrok. Hehe, di tempat kami di Lombok ya belum ada kereta sih. Sempat banyak bingung harus memesan di bagian mana karena baru pertama kali masuk stasiun kami. Tapi, ada prinsip: Malu bertanya, sesat di jalan. Ya kami tanya setiap kali kami bingung. Setiap kali & bahkan sering kali.

Maju ke Loket pemesanan, saya tanya-tanya dlu harga tiket yang tujuan Jakarta mengingat isi dompet sudah terkuras banyak di perjalanan sebelumnya. Yes, ketemu tiket yang cukup terjangkau dengan jurusan Stasiun Pasar Turi, Surabaya – Stasiun Pasar Senen, Jakarta, kelas ekonomi dengan harga 270rb , kami merogoh rupiah lagi sebesar 810rb untuk biaya tiket kami bertiga. Yuuukk lanjuut..

Melalui kereta yang kami tumpangi sekarang, yaitu KA Jayabaya, kami berada di sudut Gerbong 1 ekonomi. Bertiga dengan wajah yang sudah sayu-sayuan mengartikan wajah yang butuh istirahat untuk kembali segar & manis ya. Hehe

Cerita ini saya tulis di atas Kereta sambil mendengar lagu-lagu tua untuk melengkapi suasana perjalanan. Sekarang sudah 5 stasiun pemberhentian yang kami lewati dan cerita ini masih sedang tulis. Banyak hal baru yang kami lakukan juga di dalam perjalanan ini salah satunya shalat isyarat, sebab tidak ada mushalla dan tempat ibadah khusus yang bisa di gunakan selain tempat duduk. Berniat, ibadah karena Allahita’alla semoga perjalanan kami di perlancar. Doa ini pun kami haturkan di atas rel stasiun Ngrombo, di Jawa Tengah. Tujuan perjalanan kami ini untuk menuntut ilmu dan insyaallah Allah selalu beri jalan bagi hambaNya yang mau belajar dan berusaha di jalanNya.

Sekarang jam 5.44 petang, keberangkatan dari jam 02.30 tadi hingga sekarang. Tulisan ini saya close dlu, masih ada hari selanjutnya untuk melengkapi cerita-cerita kami dan insyaallah akan saya tulis lanjutannya bila tidak ada halangan. Stay tuned yah.

Note:

Beberapa nama tempat mungkin keliru & kurang tepat ya. 🙏🏼

#StoryBersamaSanggarIT

#LombokSurabayaJakarta

About Harrylicious

An IT Enthusiast. Founder Sanggar IT Lombok & Agromina.id. System Analyst. Android Programmer. IT Consultant. Writer on blog.lombokit.com

2 Comments

  1. Saran dan masukan aja buat penulis untuk penulisan jam 02:30 sebaiknya di tulis jam 14.30, oiya ada masukan lgi untuk tiket KMP Legundi itu bebas pilih tmpat sh gk harus yg ekonomi. Sbenernya bebas mau masuk eksekutif & bisnis jga gk ada yg larang karena siapa cepat dya dapat jadi gk ada penjualan tiket khusus sperti tiket kereta api yg harus milih kursi sesuai dengan harga dan class ekonomi, bisnis atau eksekutif.

    • Waah, komentar yang sangat membantu kami dalam penulisan kedepannya. Oh begitu ya? Saya baru tau sekarang nih, waktu di kapal sempat juga sih keluar masuk kelas lain. Cuman khawatir aja waktu sudah ambil tempat di kelas lain, tiba-tiba penumpang yang beneran punya nanya, hehe

      Terimakasih komentarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *